KNTI Kota Medan M.Basir : “Tutup Perusahaan Penimbun Anak Sungai Sengsarakan Nelayan Tradisional, Merusak Lingkungan Hidup”

- Jurnalis

Sabtu, 19 April 2025 - 13:41

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Belawan, Amphibi News.com– Pasca adanya aksi penutupan paksa Anak Sungai Paluh Puntung di kawasan seberang Jalan Tol Belmera Kelurahan Belawan Bahari atau simpang buaya menyebabkan tak ada lagi mata pencarian nelayan kecil.

Akhirnya Ketua KNTI (Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia) Kota Medan M.Isa Basir akrab disapa Basir tak tinggal diam dan angkat bicara serta akan melaporkan langsung persoalan ini pada pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Jakarta pada Senin ( 21/04/2025).

” KNTI Kota Medan meminta Pemerintah dan APH agar perusahaan penimbun Anak Sungai Paluh Puntung yang menyengsarakan masyarakat nelayan tradisional dapat segera ditutup atau dicabut izinnya, karena melanggar peraturan, kalau gak bisa pemerintah atau aparat penegak hukum bertindak tegas maka kami nelayan tradisonal yang akan menutup langsung perusahaaan yang tidak memperhatikan lingkungan mau pun dampak kepada masyarakat nelayan tradisonal tersebut, tegas Basir.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebagaimana diketahui, nasib petani tambak dan nelayan kecil di Belawan kian memprihatinkan menyusul adanya aksi penimbunan anak sungai Paluh Puntung dan tambak milik petani tambak alam.

Aksi pengerusakan lingkungan alam pesisir dan rusaknya lahan resapan air yang dilakukan tak terjamah hukum tersebut terus berlangsung pada malam hari.

Faktanya anak sungai dikenal dengan nama Paluh Puntung dengan lebar 15 meter kedalaman 5 meter menjadi korban penimbunan paksa dan kini sudah rata dengan tanah, padahal sebelum ditimbun anak sungai tersebut sebagai tempat mata pencarian nelayan tradisional diantaranya mencari ikan, kepiting, udang serta biota pesisir yang bernilai ekonomis lainnya bagi nelayan kecil.

Saat ini, kalangan nelayan kecil yang biasa mengantungkan hidup mencari ikan, udang dan kepiting di sekitar Paluh Puntung tak lagi dapat diharapkan akibat sudah ditimbun pihak pengusaha yang bakal menyulap lahan Mangrove dan tambak rencananya menjadi depo kontaener terbesar di Belawan.

Pantas saja belakangan ini kerap terjadi banjir rob yang kian besar di kawasan Belawan hingga tak hanya merendam ribuan rumah warga melainkan merendam jalan raya di Belawan.

Bahkan pada Lebaran kemarin banjir rob sempat merendam sejumlah kantor instansi Pemerintah, BUMN dan swasta serta rumah sekolah lainnya.

Mirisnya sejumlah petani tambak di sekitar lokasi lahannya menjadi terancam tertimbun tanah tanpa ada ganti rugi, padahal warga menempati dan mengelolahan lahan tambak sudah puluhan tahun lamanya dengan alas hak SK Camat.

Sebagaimana dari pengakuan para petani tambak dan nelayan kecil lainnya diantaranya Bu Aisyah selaku pemilik tambak seluas 6 hektar di lokasi tersebut mengaku dizolimi pihak penimbun lahan karena lahan tambak.ikan dan udang miliknya sebagian sudah ditimbun paksa oleh perusahaan yang tak jelas namanya alias mafia.

Saat diwawancarai Bu Aisyah didampingi para nelayan kecil lainnya yakni Kholil, Miji dan Ke Fauzan mengaku, aksi penimbunan anak sungai Paluh Puntung dilakukan pada malam hari hingga separuh lahan tambak miliknya terkena timbunan tanah.

” Hingga kini saya belum pernah bertemu dengan pihak perusahaan bahkan belum ada diganti rugi atas lahan tambak produktif yang selama ini menjadi tulang punggung penghasilan bagi keluarga kami,cetus Bu Aisyah sembari menunjukan lahan kolam tambak yang terkena timbunan tersebut.

Menurut Bu Aisyah sejarah Anak sungai Paluh Puntung itu secara alam sudah ada sejak dulu dan pada tahun 1980 Paluh Puntung ini terkena pelebaran Jalan Tol Belmera makanya jalur anak sungai menjadi terpotong hingga disebut namanya dengan Paluh Puntung.

Kala itu mana yang lahan petani tambak yang terkena jalan Tol mendapatkan ganti rugi.

Petani tambak dan nelayan lainnya bernama Kholil, Jafar dan Kek Pandi mengaku, kejam sekali perlakuan mereka kepada kami nelayan kecil ini karena sejak ditimbunnya Paluh Puntung saat ini mata pencarian kami sudah tidak ada lagi bahkan ada 4 sampan kami ikut ditimbun paksa bahkan pintu air tambak milik kami juga turut ditimbun sehingga keluar masuk air tambak tak ada lagi.

” Kami berharap pada Pemerintah untuk dapat membantu nasib kami par petani tambak dan nelayan kecil disini dimana sudah puluhan tahun kami mengantungkan hidup dari lahan disini”, cetus para petani tambak dan nelayan kecil tersebut dengan raut wajah sedih.

Berita Terkait

Audensi AMPHIBI Bersama Dinas LHK Sumut Bahas Mangrove & Solusi Atasi Sampah “Solusi Sampah Produk Kemasan Bermerek Tanggung Jawab Produsen”
Amphibi Bekerjasama DLHK Sumut Program Migor Tukar Sampah Untuk Masalah Sampah di Sumut
Lapor Pak Menteri LHK !!! Penimbunan Anak Sungai Paluh Puntung Bunuh Mata Pencarian Petani Tambak dan Nelayan
AMPHIBI Berhalal Bi Halal Gelar Rapat Konsolidasi Bahas Solusi Penanganan Sampah & Rencana Penanaman Pohon serta Pemasangan Rumah Jaga Rescue Mangrove For Life
Kinerja Lingkungan Hidup Dipertanyakan, Sungai Parit Busuk Jadi Tong Sampah Terpanjang Didunia
Tembus 6.937 Penumpang Arus Balik Lebaran 2025 di Pelabuhan Belawan
Warga Marelan Resah, Masa Lebaran Malah Air PDAM Mati, Warga Terancam Tak Mandi
Waduh !!! Warga Belawan Berlebaran Ditengah Banjir Rob Diduga Kerusakan Lingkungan Mangrove

Berita Terkait

Sabtu, 19 April 2025 - 13:41

KNTI Kota Medan M.Basir : “Tutup Perusahaan Penimbun Anak Sungai Sengsarakan Nelayan Tradisional, Merusak Lingkungan Hidup”

Sabtu, 19 April 2025 - 09:50

Audensi AMPHIBI Bersama Dinas LHK Sumut Bahas Mangrove & Solusi Atasi Sampah “Solusi Sampah Produk Kemasan Bermerek Tanggung Jawab Produsen”

Sabtu, 19 April 2025 - 09:42

Amphibi Bekerjasama DLHK Sumut Program Migor Tukar Sampah Untuk Masalah Sampah di Sumut

Jumat, 18 April 2025 - 16:21

Lapor Pak Menteri LHK !!! Penimbunan Anak Sungai Paluh Puntung Bunuh Mata Pencarian Petani Tambak dan Nelayan

Kamis, 10 April 2025 - 02:15

AMPHIBI Berhalal Bi Halal Gelar Rapat Konsolidasi Bahas Solusi Penanganan Sampah & Rencana Penanaman Pohon serta Pemasangan Rumah Jaga Rescue Mangrove For Life

Rabu, 9 April 2025 - 02:43

Tembus 6.937 Penumpang Arus Balik Lebaran 2025 di Pelabuhan Belawan

Rabu, 2 April 2025 - 23:52

Warga Marelan Resah, Masa Lebaran Malah Air PDAM Mati, Warga Terancam Tak Mandi

Senin, 31 Maret 2025 - 23:09

Waduh !!! Warga Belawan Berlebaran Ditengah Banjir Rob Diduga Kerusakan Lingkungan Mangrove

Berita Terbaru