Audensi AMPHIBI Bersama Dinas LHK Sumut Bahas Mangrove & Solusi Atasi Sampah “Solusi Sampah Produk Kemasan Bermerek Tanggung Jawab Produsen”

- Jurnalis

Sabtu, 19 April 2025 - 09:50

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUMUT, Amphibi news.com –Aliansi Masyarakat Pemerhati Lingkungan Hidup & B3 Indonesia atau disingkat (AMPHIBI) lakukan silaturahmi dan audensi bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) propinsi Sumatera Utara pada,Kamis (17-04-2025).

Kehadiran jajaran pengurus AMPHIBI yang terdiri dari Sekretaris AMPHIBI Sumut M.Ali Daud didampingi Bendahara Raymon dan T.A.Fauzi, Ketua AMPHIBI Kota Medan Ilham Junaidi didampingi sekretaris Herlina, Ketua AMPHIBI Deli Serdang Nazirwan didampingi Sekretaris, Ketua KTHn AMPHIBI Percut A.Sayuti, Ketua KTH AMPHIBI Tanjung Rejo Suryono dan Ketua Yayasan Sosial BKS Sumut Budy Rahayu.

Kedatangan para jajaran pengurus AMPHIBI di Sumatera Utara tersebut juga didampingi Ketua Umum AMPHIBI Agus Salim Tanjung yang disambut langsung oleh Kepala Dinas LHK Prov Sumut Ir.Yulianti Siregar, MAP didampingi Kabid Tata Usaha Aramiko dan pejabat Fungsionaris Indra.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam pertemuan yang dilakukan diruangan Kadis LHK tersebut, ketua umum AMPHIBI Agus Salim Tanjung (AST) menyampaikan perkembangan Rehabilitasi/restorasi Mangrove dan rencana pengelolaan sampah plastik disepanjang pesisir pantai provinsi Sumatera Utara.

Pada akhir Agustus 2024 lalu, Kelompok Tani Hutan Nelayan (KTHn) AMPHIBI Percut telah melakukan penanaman mangrove di desa Percut seluas 25 hektar dengan jumlah bibit sebanyak 250.000 batang.
Penanaman yang dihadiri Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Dr. Hanif Faisol Nurofiq
Dalam arahannya Menteri Lingkungan Hidup mengatakan,
Menteri Lingkungan Hidup Dr.Hanif Faisol Nurofiq mengatakan,Kita secara nasional Indonesia memiliki hutan mangrove seluas 3,4 juta hektar yang terbesar didunia, jadi kita memiliki 23% populasi mangrove yang besar di dunia, kita mempunyai eksesting mangrove seperti yang kita lihat ini potensial mangrove.

Artinya yang dulunya mangrove menjadi hutan mangrove ada seluas 700 ribu hektar seluruh Indonesia itu yang menjadi target kinerja dari kementerian lingkungan hidup.
Pelestarian mangrove sangat penting karena mangrove merupakan ekosistem khusus yang tumbuh didasarnya lumpur yang menjadi tipical tifikasinya.

Memiliki kandungan karbon yang cukup tinggi di soil karbonnya kalau pohonnya sama saja yang ada di hutan daratan tapi soil mangrovenya 5 kali lebih besar dari mangrove di laut.

Sehingga dengan demikian yang perlu diperhatikan kita tidak boleh menganggu habitat mangrove karena begitu diganggu maka mengembalikannya perlu waktu ratusan tahun.
” Kalau pohonnya.bisa kita tanam tetapi fungsi soil mangrovenya yang tak tergantikan.”jelas Menteri.

Lebih lanjut disampaikan bahwa fungsi mangrove sangat penting buat habitat global ini segala macam kepentingan ada disini makanya mangrove menjadi perhatian internasional untuk merestorasi mangrove di Indonesia.

Mungkin kita banyak kerja keras, ini saja kita baru tanam 25 hektar dari kontribusi kewajiban kontribusi tanam PT Freeport Indonesia, kita juga minta seluruh teman teman kita melakukan rehabilitasi dan restorasi mangrove yang ada di seluruh Indonesia.

Di Sumut sendiri existesing mangrovenya hampir sekitar 100 ribu hektar dimana didominasi oleh mangrove dengan vegetasi jarak sebenarnya yang harus kita rehabilitasi dan restorasi di sela sela jarak tersebut.
Perlu strategi khusus untuk menanggani penanaman mangrove yang 700 atau 600 ribu hektar itu dari daratan ke lautan.

Masalah penanaman mangrove juga menghadapi sampah yang ada di muara laut dimana di Indonesia sampah plastiknya di pesisir nomor dua di dunia.
Ini mungkin.menjadi tugas kita di kementerian lingkungan hidup bersama jajaran menteri dengan masyarakat.

Dalam hal ini perlu aktor aktor dari masyarakat untuk melestarikan mangrove, harapan saya perlu dukungan dari Bu Kadis Lingkungan hidup bisa membangkitkan sangat teman Tan sosial untuk melakukan rehabilitasi mangrove tentu Pemerintah pusat akan mendukung sepenuhnya.
Tentu kami kedepan akan melakukan pemetaan secara detail dengan skala 1 banding 50 ribu untuk.peta mangrove nasional kita akan menyusun model model pengelolaanya.

 

Mangrove yang sebagian besar selamat berada di pengelolaan dalam status hutan negara dan cagar alam suaka margasatwa, hutan lindung dan hutan produksi dibandingkan di luar kawasan yang dinilai sangat rentan sekali gangguannya sehingga kementerian LH sedang menyusun peraturan pemerintah terkait pengelolaan mangrove ini penting untuk melindungi mangrove mangrove yang ada di HPL.
Dengan selesainya harapan kami di 2025 ini mestinya seluas 3,4 juta hektar ditambah 700 ribu hektar potensial mangrove bisa terpetakan dengan detail

bisa kita bangun, saya beserta jajaran akan meningkatkan kinerja baik dari teman teman pengiat lingkungan hidup maupun teman dari kehutanan yang biasa menangani mangrove.

 

Kita berkomitmen bahwa program rehabilitasi mangrove ini bisa selesai target 600 ribu hektar sebenarnya tidak terlalu luas akantetapi karena kuotanya menyebar perlu beberapa waktu dan perjuangan untuk mewujudkannya dimana saat ini rehabilitasi mangrove secara nasional baru 70 ribu hektar atau baru sepersepuluh dari luas mangrove yang harus kita rehabilitasi, kita berharap semasa kabinet ini bisa tercapai.
Kita secara nasional Indonesia memiliki hutan mangrove seluas 3,4 juta hektar yang terbesar didunia, jadi kita memiliki 23% populasi mangrove yang besar di dunia, kita mempunyai eksesting mangrove seperti yang kita lihat ini potensial mangrove.

Artinya yang dulunya mangrove menjadi hutan mangrove ada seluas 700 ribu hektar seluruh Indonesia itu yang menjadi target kinerja dari kementerian lingkungan hidup.
Pelestarian mangrove sangat penting karena mangrove merupakan ekosistem khusus yang tumbuh didasarnya lumpur yang menjadi tipical tifikasinya.
Memiliki kandungan karbon yang cukup tinggi di soil karbonnya kalau pohonnya sama saja yang ada di hutan daratan tapi soil mangrovenya 5 kali lebih besar dari mangrove di laut.

Sehingga dengan demikian yang perlu diperhatikan kita tidak boleh menganggu habitat mangrove karena begitu diganggu maka mengembalikannya perlu waktu ratusan tahun.

 

” Kalau pohonnya.bisa kita tanam tetapi fungsi soil mangrovenya yang tak tergantikan.”jelas Menteri.
Lebih lanjut disampaikan bahwa fungsi mangrove sangat penting buat habitat global ini segala macam kepentingan ada disini makanya mangrove menjadi perhatian internasional untuk merestorasi mangrove di Indonesia.

Mungkin kita banyak kerja keras, ini saja kita baru tanam 25 hektar dari kontribusi kewajiban kontribusi tanam PT Freeport Indonesia, kita juga minta seluruh teman teman kita melakukan rehabilitasi dan restorasi mangrove yang ada di seluruh Indonesia.

Di Sumut sendiri existesing mangrovenya hampir sekitar 100 ribu hektar dimana didominasi oleh mangrove dengan vegetasi jarak sebenarnya yang harus kita rehabilitasi dan restorasi di sela sela jarak tersebut.
Perlu strategi khusus untuk menanggani penanaman mangrove yang 700 atau 600 ribu hektar itu dari daratan ke lautan.

Masalah penanaman mangrove juga menghadapi sampah yang ada di muara laut dimana di Indonesia sampah plastiknya di pesisir nomor dua di dunia.

Ini mungkin menjadi tugas kita di kementerian lingkungan hidup bersama jajaran menteri dengan masyarakat perlu langkah- langkah strategis untuk mengatasi masalah ini.

Adakan gerakan- gerakan sosial seperti ini menjadi penting untuk ditumbuh kembangkan.

Kita mengucapkan terimakasih pada semua pihak dalam mendorong gerakan gerakan masyarakat untuk melakukan revitalisasi mangrove.

Dalam hal ini perlu aktor aktor dari masyarakat untuk melestarikan mangrove, harapan saya perlu dukungan dari Bu Kadis Lingkungan hidup bisa membangkitkan sangat teman teman sosial untuk melakukan rehabilitasi mangrove tentu Pemerintah pusat akan mendukung sepenuhnya.
Tentu kami kedepan akan melakukan pemetaan secara detail dengan skala 1 banding 50 ribu untuk.peta mangrove nasional kita akan menyusun model model pengelolaanya.

Mangrove yang sebagian besar selamat berada di pengelolaan dalam status hutan negara dan cagar alam suaka margasatwa, hutan lindung dan hutan produksi dibandingkan di luar kawasan yang dinilai sangat rentan sekali gangguannya sehingga kementerian LH sedang menyusun peraturan pemerintah terkait pengelolaan mangrove ini penting untuk melindungi mangrove mangrove yang ada di HPL.

Dengan selesainya harapan kami di 2025 ini mestinya seluas 3,4 juta hektar ditambah 700 ribu hektar potensial mangrove bisa terpetakan dengan detail
bisa kita bangun, saya beserta jajaran akan meningkatkan kinerja baik dari teman teman pengiat lingkungan hidup maupun teman dari kehutanan yang biasa menangani mangrove.

Kita berkomitmen bahwa program rehabilitasi mangrove ini bisa selesai target 600 ribu hektar sebenarnya tidak terlalu luas akantetapi karena kuotanya menyebar perlu beberapa waktu dan perjuangan untuk mewujudkannya dimana saat ini rehabilitasi mangrove secara nasional baru 70 ribu hektar atau baru sepersepuluh dari luas mangrove yang harus kita rehabilitasi, kita berharap semasa kabinet ini bisa tercapai.Tutupnya.(Leo/Amphibi red).

Berita Terkait

Terungkap !!! di Rapat Kolaborasi Sumut Berkah Dinas LHK Sumut, AMPHIBI Tawarkan Penukaran Sampah Kemasan Plastik Dengan Produk Makanan Minuman Kemasan 
Tinjau Penimbun Anak Sungai Paluh di Belawan, Manajemen Perusahaan Hindari Kunjungan DPRD Medan
Puncak HBP Ke-61 Rutan Labuhan Deli Gelar Tasyakuran “Pemasyarakatan Pasti Bermanfaat Untuk Masyarakat”
Hore !!! Rutan Kelas I Medan Gelar Makan Gratis Bagi Masyarakat
Dalam Rangka HBP Ke 61 Ajak ” Gerakan Cinta Produk WBP Rutan Kelas I Medan” 
Ekologi 3 TPA di Bekasi Disorot Pada Pertemuan Kaukus Lingkungan Hidup
Kaukus Lingkungan Hidup Bekasi Raya Kritisi TPA Burangkeng, TPA Sumur Batu dan TPST Bantargebang
Tim AMPHIBI Tinjau Lokasi Wisata Danau Siombak Tercemar Limbah dan Sampah 

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 02:55

Terungkap !!! di Rapat Kolaborasi Sumut Berkah Dinas LHK Sumut, AMPHIBI Tawarkan Penukaran Sampah Kemasan Plastik Dengan Produk Makanan Minuman Kemasan 

Rabu, 30 April 2025 - 02:10

Tinjau Penimbun Anak Sungai Paluh di Belawan, Manajemen Perusahaan Hindari Kunjungan DPRD Medan

Selasa, 29 April 2025 - 05:11

Puncak HBP Ke-61 Rutan Labuhan Deli Gelar Tasyakuran “Pemasyarakatan Pasti Bermanfaat Untuk Masyarakat”

Senin, 28 April 2025 - 03:12

Hore !!! Rutan Kelas I Medan Gelar Makan Gratis Bagi Masyarakat

Senin, 28 April 2025 - 03:05

Dalam Rangka HBP Ke 61 Ajak ” Gerakan Cinta Produk WBP Rutan Kelas I Medan” 

Minggu, 27 April 2025 - 05:35

Kaukus Lingkungan Hidup Bekasi Raya Kritisi TPA Burangkeng, TPA Sumur Batu dan TPST Bantargebang

Jumat, 25 April 2025 - 01:52

Tim AMPHIBI Tinjau Lokasi Wisata Danau Siombak Tercemar Limbah dan Sampah 

Rabu, 23 April 2025 - 08:25

DPW Amphibi Jatim Gelar Halalbihalal, Bahas Strategi Pengelolaan Limbah dan Solusi Sampah Rumah Tangga

Berita Terbaru