Lapor Pak Menteri LHK !!! Penimbunan Anak Sungai Paluh Puntung Bunuh Mata Pencarian Petani Tambak dan Nelayan

- Jurnalis

Jumat, 18 April 2025 - 16:21

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lapor Pak Menteri LHK !!

Belawan, Amphibi News.com – Nasib petani tambak dan nelayan kecil di Belawan kian memprihatinkan menyusul adanya aksi penimbunan anak Sungai Paluh Puntung dan tambak milik petani tambak alam di Belawan Bahari.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Aksi pengerusakan lingkungan alam pesisir dan rusaknya lahan resapan air terus dilakukan tak terjamah hukum.

Faktanya anak sungai dikenal dengan nama Paluh Puntung dengan lebar 15 meter kedalaman 5 meter menjadi korban penimbunan paksa.

Dampaknya, kalangan nelayan kecil yang bisa menguntungkan hidup mencari ikan, udang dan kepiting di sekitar Paluh Puntung tak lagi dapat diharapkan akibat sudah ditimbun pihak pengusaha yang bakal menyulap lahan Mangrove dan tambak milik rakyat kecil menjadi depo kontaener terbesar.

Dari hasil investigasi media online ini langsung dilokasi, Jumat siang (18/04/2025) tampak pengerusakan lahan Mangrove yang merupakan resapan air dan penutupan anak sungai Paluh Puntung terus terjadi.

Pantas saja belakangan ini kerap terjadi banjir rob yang kian besar di kawasan Belawan hingga tak hanya merendam ribuan rumah warga melainkan merendam jalan raya di Belawan.

Bahkan pada Lebaran kemarin banjir rob sempat merendam sejumlah kantor instansi Pemerintah, BUMN dan swasta serta rumah sekolah lainnya.

Mirisnya sejumlah petani tambak di sekitar lokasi lahannya menjadi terancam tertimbun tanah tanpa ada ganti rugi, padahal warga menempati dan mengelolahan lahan tambak sudah puluhan tahun lamanya dengan alas hak SK Camat.

Sebagaimana dari pengakuan para petani tambak dan nelayan kecil lainnya diantaranya Bu Aisyah selaku pemilik tambak seluas 6 hektar di lokasi tersebut mengaku dizolimi pihak penimbun lahan karena lahan tambak.ikan dan udang miliknya sebagian sudah ditimbun paksa oleh perusahaan yang tak jelas namanya alias mafia.

Saat diwawancarai Bu Aisyah mengaku, aksi penimbunan anak sungai Paluh Puntung dilakukan pada malam hari hingga lahan tambak miliknya terkena timbunan tanah.

” Hingga kini saya belum pernah bertemu dengan pihak perusahaan bahkan belum ada diganti rugi atas lahan tambak produktif yang selama ini menjadi tulang punggung penghasilan bagi keluarga kami,cetus Bu Aisyah sembari menunjukan lahan kolam tambak yang terkena timbunan tersebut.

” Kalau memang perusahan penimbun itu jelas pasti ada izin penimbunan serta ada Amdalnya..tapi ini malah kok aksi penimbunan ya pada malam hari hingga kolam orang pun terkena timbunan”, keluh Bu Aisyah.

Menurut Bu Aisyah sejarah Anak sungai Paluh Puntung itu secara alam sudah ada sejak dulu dan pada tahun 1980 Paluh Puntung ini terkena pelebaran Jalan Tol Belmera makanya jalur anak sungai menjadi terpotong hingga disebut namanya dengan Paluh Puntung.

Kala itu mana yang lahan petani tambak yang terkena jalan Tol mendapatkan ganti rugi.

Petani tambak dan nelayan lainnya bernama Kholil, Jafar, Iskandar, Miji dan Kek Pandi mengaku, kejam sekali perlakuan mereka kepada kami nelayan kecil ini karena sejak ditimbunnya Paluh Puntung saat ini mata pencarian kami sudah tidak ada lagi bahkan ada 4 sampan kami ikut ditimbun paksa bahkan pintu air tambak milik kami juga turut ditimbun sehingga keluar masuk air tambak tak ada lagi.

” Kami berharap pada Pemerintah untuk dapat membantu nasib kami par petani tambak dan nelayan kecil disini dimana sudah puluhan tahun kami mengantungkan hidup dari lahan disini”, cetus para petani tambak dan nelayan kecil tersebut menuturkan.(Leo/Amphibi News).

Berita Terkait

Ada Apa Kejatisu ke Pelindo Regional 1 Belawan ? Begini Penjelasan Executive GM.Pelindo Regional 1 Belawan
Pelindo Regional 1 Bawa Harapan Baru bagi Nelayan Batu Bara
Pelindo Regional 1 Belawan Catat Kenaikan Arus Penumpang dan Meningkatkan Layanan 
Jalan Rusak Desa Tanjung Selamat Percutseituan Meresahkan Pengguna jalan, Butuh Perbaikan
Executive Director 1 Pelindo Regional 1 Hadiri Grand Launching Program Keberlanjutan “Tumbuh Bersama”
Tim Polda dan DLH Lakukan Pengecekan Ambil Sampel Air Tanah Dugaan Pencemaran Limbah PT.UD Meresahkan Warga
AMPHIBI Terima Bantuan Tumbler dan Kaos untuk Sosialisasi Kampanye Lingkungan hidup dari Kementerian LH/BPLH
Pelindo Regional 1 Gelar Sharing Session Bersama Direktur Teknik PT Pelabuhan Indonesia (Persero)

Berita Terkait

Kamis, 30 Oktober 2025 - 01:25

Ada Apa Kejatisu ke Pelindo Regional 1 Belawan ? Begini Penjelasan Executive GM.Pelindo Regional 1 Belawan

Jumat, 24 Oktober 2025 - 06:37

Pelindo Regional 1 Bawa Harapan Baru bagi Nelayan Batu Bara

Jumat, 24 Oktober 2025 - 06:22

Pelindo Regional 1 Belawan Catat Kenaikan Arus Penumpang dan Meningkatkan Layanan 

Kamis, 23 Oktober 2025 - 13:15

Jalan Rusak Desa Tanjung Selamat Percutseituan Meresahkan Pengguna jalan, Butuh Perbaikan

Selasa, 21 Oktober 2025 - 03:26

Tim Polda dan DLH Lakukan Pengecekan Ambil Sampel Air Tanah Dugaan Pencemaran Limbah PT.UD Meresahkan Warga

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 01:14

AMPHIBI Terima Bantuan Tumbler dan Kaos untuk Sosialisasi Kampanye Lingkungan hidup dari Kementerian LH/BPLH

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 00:57

Pelindo Regional 1 Gelar Sharing Session Bersama Direktur Teknik PT Pelabuhan Indonesia (Persero)

Jumat, 17 Oktober 2025 - 03:34

Pelindo Regional 1 Gelar Program “Pelindo Mengajar” di SMK Swasta Hang Tuah Belawan

Berita Terbaru