Terungkap !!! di Rapat Kolaborasi Sumut Berkah Dinas LHK Sumut, AMPHIBI Tawarkan Penukaran Sampah Kemasan Plastik Dengan Produk Makanan Minuman Kemasan 

- Jurnalis

Kamis, 1 Mei 2025 - 02:55

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sumut, Amphibi News.com -Terungkap dalam rapat Kolaborasi Sumut Berkah digelar Pemerintah Dinas LHK Sumut, ternyata ada ide yang cemerlang dalam penanganan masalah sampah di Sumut yang kian mengkhawatirkan bahwa AMPHIBI menawarkan adanya program penukaran sampah kemasan plastik dengan produk makanan minuman kemasan.

Program itu disampaikan langsung Agus Salim Tanjung So.Si selaku Presiden AMPHIBI ( Aliansi Masyarakat Pemerhati Lingkungan Hidup & B3 Indonesia saat digelarnya rapat Kolaborasi Sumut Berkah Bersama Dinas LHK Sumut.

Selain Lembaga AMPHIBI juga turut hadir dari Net Zero Waste Consortium, Ikatan Pemulung Indonesia, Bank Sumut, Bank Indonesia, Bank BSI, PT.Pegadaian, Produsen Produk Kemasan dalam Menuntaskan Sampah Plastik Kemasan maupun perusahaan-perusahan yang ada di Sumatera Utara.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kegiatan dalam rangka mencari solusi penanganan masalah sampah yang kian mengkhawatirkan tersebut berlangsung di gedung Dinas Lingkungan Hidup lantai 3, Medan, Sumatera Utara.Selasa (29/04/2025).

Selanjutnya, Ketua Umum AMPHIBI Agus Salim Tanjung mengharapkan kehadiran dari pihak Unilever.

Sebagai organisasi pemerhati lingkungan menurutnya perusahaan tersebut termasuk produsen penghasil sampah terbanyak dalam bentuk kemasan.

“Nah yang kita harapkan tadi (perusahaan) Unilever hadir, karena dia paling banyak (menghasilkan sampah) kemasan-kemasan yang tidak bernilai, kecil-kecil gitu kan,” kata presiden Amphibi tersebut.

“Ini menjadi satu perhatian juga, untuk mengelola sampah dengan permen LHK nomor 75 tahun 2019 tentang pengelolaan sampah produsen,” katanya lagi.

Sangat memprihatinkan soal urusan sampah yang masih jadi persoalan di Sumatera Utara.

Hal menarik dalam pembahasan bersama, Ketua Umum AMPHIBI (Aliansi Masyarakat Pemerhati Lingkungan & B3) memberikan penawaran kepada pihak-pihak perusahaan untuk menampung penukaran sampah.

Diterangkannya, seperti 10 kemasan sampah produk baik itu makanan, minuman, minyak goreng, dan lainnya, yang berasal dari produsen pertukaran jadi 1 kemasan produk.

Jadi kita menawarkan sistem penukaran [mie instan kemasan cup], misalnya 10 kemasan ditukar dengan 1 [kemasan cup]. Begitu juga kayak merek (minuman) Aqua, sudah kita sampaikan tadi mau.10 botol (minuman) Aqua ditukar 1 botol, begitulah seterusnya,” ungkap Agus Salim Tanjung.

“Kampanye Penukaran Sampah Produk Produsen”

Agus Salim berencana akan mengkampanyekan penukaran sampah yang nantinya bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan perusahaan-perusahaan terkait penghasil sampah yang ada di Sumatera Utara.

“Jadi di sini (Dinas Lingkungan Hidup) base camp awalnya. 2 Minggu lagi kita akan kampanyekan selama 6 bulan. Jadi penukaran barang produk tadi, dikemas dengan kemasan. Itu nanti akan dikembalikan kepada perusahaan, jangan seperti kata Buk Kadis, banyak yang masuk sampahnya numpuk. Nah itu yang jadi masalah,” ungkap Agus Salim.

“Kita juga nanti akan menciptakan teknologi juga, tadi Bank Sumut juga mem-backup,” sambung Agus Salim.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Yuliana Siregar menjelaskan soal sampah memang harus berkolaborasi terutama produsen sampah.

Namun sangat disayangkan, PT Unilever disebutkan tak dapat hadir. Menurut Yuliana belum ada kabar pasti soal ketidakhadiran perusahaan besar tersebut.

“Jadi butuh kolaborasi dengan berbagai pihak. Sampah kan ada produsen sampahnya. Jadi rapat tadi hanya untuk penanganan sampah aja,” kata Yuliana Siregar.

“Oh gak tau, gak ada bilang tadi alasannya apa, nanti akan kita surati dulu dia (Unilever).” tegas Yuliana.

Mengutip berdasarkan data dari SIPNSN kalau komposisi sampah yang bersumber dari 5 kabupaten/kota pada tahun 2024 itu diantaranya terdiri dari sampah organik sebesar 43,51 % selebihnya sampah an-organik yang sulit terurai yang berasal dari plastik, kaca, logam, karton, kertas, dan lain-lainnya.

Dalam hal ini pemerintah Dinas Lingkungan Hidup mengajak berbagai pihak organisasi kemasyarakatan turut berperan aktif dalam penanganan mengatasi masalah sampah.

Kemudian, Ketua Ikatan Pemulung Indonesia (IPU) Sumut membeberkan bahwa, 30.000 pemulung di Sumatera Utara telah membantu persoalan sampah, dan 6 ribu pemulung khususnya untuk kota Medan.

“Kalau di Medan aja ada 6 ribu pemulung, nah untuk di Sumatera Utara kita ada 30 ribu pemulung.” ungkap Risdianto.

Namun ia menyebutkan kalau para pemulung-pemulung tersebut sangat suasananya. Misalnya, seperti di TPA Terjun di Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan rata-ratanya menghasilkan sampai 1500 ton per harinya.

“Sangat kewalahan, di kota Medan sendiri, namanya TPA Terjun, itu menghasilkan sampah dari setiap kecamatan itu 1500 ton sampah,” jelasnya.

Dia beralasan, kalau pemulung yang aktif hanya berjumlah 800 orang dan hanya mampu menghabiskan 20 – 30 ton sampah plastik tersebut, namun dia mengeluhkan bagaimana dengan sisanya.

“1 persennya adalah sampah plastik. Pemulung saya yang aktifnya saja berkisar 800 (orang), karena aplaus-an kan. Kalau kawan-kawan pemulung paling menghabiskan 20 sampai 30 ton (per hari), jadi sisanya ada 80 sampai 120 ton. Lalu siapa yang menangani sampah yang tertimbun di Medan.” katanya.

Lebih menariknya, Risdianto mengungkap kalau pendapatan pemulung bisa mencapai pendapatan yang cepat hingga Rp10 triliun.

“Sampai 10 triliun dalam skala nasional dalam 1 tahun. Dengan banyaknya anggota kita pemulung yang ada di seluruh Indonesia, sekitar ada sampai Rp3 juta pemulung, nah kita kalikan saja Rp10 triliun hal yang minim saya rasa,” kata Risdianto.

Risdianto juga menjelaskan istilah pengepil dan pengepul bagi pemulung, untuk tingkatan pengepul itu membawahi sekitar 20-50 orang.

Kalau kita pemulung ini kan sifatnya mengambil, mengepil dan ada juga namanya pengepul, nah dari tingkatan pengepul itu biasanya membawahi ada 20 sampai 50 pemulung. Setiap pemulung itu membawa 10 sampai 30 kilo sampah plastik fet. ungkap Risdianto.

Belum Ada Perubahan Sejak 2023.

Ahmad Syafruddin selaku perwakilan Konsorsium Manajemen Lingkungan Hidup menjelaskan kalau soal sampah masih belum ada perubahan sejak 2023 lalu.

“2-3 tahun penelitian kami melalui sampah sampai tahun 2023, masih belum banyak perubahan, artiknya sampah plastik masih jadi masalah.” ujar Ahmad Syafruddin di gedung lantai 3 Dinas Lingkungan Hidup, Selasa (29/4).

Selain itu, menurut pengamatannya ada banyak jenis sampah yang mendominasi yakni sampah dan organik.

Kemasan) sachet, bungkus mie instan itu banyak mendominasi (berserak) di TPA, kemudian di badan-badan air, sungai, danau, rawa bahkan di laut itu problemnya.”terangnya.

Menurut Ahmad, persoalan sampah ini memang berat tanpa adanya kerjasama dari semua pihak.

Soalnya dia Menyebutkan tidak mudah mengumpulkan secara sampah terpilah dan kemudian investor yang mau bersedia menjadi pelebur ramah lingkungan tanpa polusi lingkungan.

“Agak sulit sih memang, tapi dengan pertemuan tadi sebenarnya, ada optimisme gitulah, bisa menyampaikan rencana mereka terkait penanganan sampah di lingkungan itu,” kata Ahmad Syafruddin.

Setelah itu, Ahmad juga menjelaskan pendapatnya soal alat pendaur ulang yang kemungkinan menghasilkan produk yang berkualitas rendah. Namun hal ini, menurutnya sebagai salah satu upaya penanganan sampah yang ada di kota Medan.

“Masalah utama itu tadi, pertama mengumpulkan sampah itu secara terpilah. Kedua adalah investasi di alat itu sendiri, kan perlu alat khusus untuk mendaur ulang. Plastik diperuntukkan bahan baku plastik kembali dengan kualitas lebih rendah misalnya. Tapi kan perlu alat, nah itu perlu investasi (Investor),” kata Syafrudin.

Siapa yang Menginvestasi?

Ahmad Syafrudin menjelaskan kalau Sumatera Utara khususnya di Medan sendiri, belum ada yang berani untuk menginvestor alat yang dimaksudkan sebagai solusi penanganan sampah yang dibahas.

“Di Indonesia belum ada yang berani berinvestasi, tetapi ada investor-investor asing, maksudnya dari Jepang, mereka siap membantu sepanjang ada keinginan politik dari pemerintah setempat.” terang Pendiri NZWM tersebut.

Menurutnya juga, proses pengelolaaan sampah harus dibangun di area sekitar pabrik yang melakukan peleburan dan pembakaran steam (uap), seperti pabrik baja, pabrik kertas, atau sejenis pabrik pupuk.

“Kalau di Medan kita tahu ada Kawasan Industri Medan (KIM). Di KIM itu ada pabrik baja, itu memerlukan steam (uap panas). Uap panas itu untuk menggerakan turbin di pabrik baja. Nah proses pengelolaan sampah harus dibangun di kawasan yang dekat pabrik baja tadi.” ucap Ahmad.

Bisa pabrik baja, bisa pabrik kertas kayak Indorayon, Toba Pulp Lestari ya, itu juga memerlukan steam, atau bisa juga perusahaan Petrokimia.” ungkapnya.()

Berita Terkait

BNN Sumut Tes Urine 14 Kadus & Perangkat Desa Helvetia, 2 Kadus Kabur Terancam Dipecat
AMPHIBI Kota Medan Minta Tindak Tegas PT.AJP Dinilai Cemari Lingkungan Timbulkan Bau Busuk Resahkan Warga
Metanol Hasil Perpaduan Kimia CO2 dan H2 Air: Molekul Sederhana yang Jadi Segalanya
Rakerwil Amphibi Jatim Berlangsung Sukses, Banjir Apresiasi di Tengah Tantangan Kontribusi Perusahaan
Lingkaran Setan Sampah dan Oknum Nakal, “Mengapa TPST Sering Gagal”?
Pemerintah Percepat Transformasi Pengelolaan Sampah Nasional Menuju Indonesia Emas 2045
RAKERWIL AMPHIBI Jatim: Gerakan Rakyat Lawan Limbah, Gaungkan Revolusi Hijau dari Sidoarjo
Rakerwil Amphibi Jawa Timur 2025 Perkuat Komitmen Lingkungan Hidup

Berita Terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 14:15

BNN Sumut Tes Urine 14 Kadus & Perangkat Desa Helvetia, 2 Kadus Kabur Terancam Dipecat

Senin, 7 Juli 2025 - 09:40

AMPHIBI Kota Medan Minta Tindak Tegas PT.AJP Dinilai Cemari Lingkungan Timbulkan Bau Busuk Resahkan Warga

Jumat, 4 Juli 2025 - 00:01

Metanol Hasil Perpaduan Kimia CO2 dan H2 Air: Molekul Sederhana yang Jadi Segalanya

Rabu, 2 Juli 2025 - 10:05

Rakerwil Amphibi Jatim Berlangsung Sukses, Banjir Apresiasi di Tengah Tantangan Kontribusi Perusahaan

Selasa, 1 Juli 2025 - 07:07

AMPHIBI Jawa Timur Gelar Rakerwil, Jadikan Ikhlas dan Tulus sebagai Fondasi Perjuangan Lingkungan Menuju Indonesia Emas 2045

Selasa, 1 Juli 2025 - 04:46

RAKERWIL AMPHIBI Jatim: Gerakan Rakyat Lawan Limbah, Gaungkan Revolusi Hijau dari Sidoarjo

Senin, 30 Juni 2025 - 09:37

Pengelolaan Sampah Spesifik dan Limbah Rumah Tangga di Jawa Timur: Menuju Sistem yang Berkelanjutan dan Inklusif

Minggu, 29 Juni 2025 - 12:14

DPW AMPHIBI Jatim Gelar RAKERWIL, Tekankan Peran Masyarakat dalam Penanganan Limbah dan Sampah

Berita Terbaru